Sabtu, 27 Februari 2016

Wiro Sableng #90 : Kiamat Di Pangandaran

Wiro Sableng #90 : Kiamat Di Pangandaran Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : WASIAT IBLIS

SATU

LANGIT di atas teluk Penanjung di Pangandaran tampak bersih tak berawan sedikit pun. Sinar sang surya yang tidak terhalang terasa semakin terik begitu sang penerang jagat ini merayap semakin mendekati titik tertingginya.
Di puncak bukit karang sebelah timur Ratu Duyung yang merupakan tokoh silat golongan putih pertama yang muncul di tempat itu, masih tegak terheran-heran ketika dia melihat lblis Pemabuk berada di bukit sebelah barat.

"Manusia satu ini sulit diduga jalan pikirannya. Ketika bertamu ke tempatku jelas dia menunjukkan sikap berbaik-baik dengan orang-orang golongan putih. Sekarang tahu-tahu dia berada di pihak sana. Hemmm .... Jangan-jangan si gendut buruk itu sudah termakan rayuan manis Pangeran Matahari dan tipuan busuk minuman keras. Aku melihat ada lima gentong raksasa di bukit sana. Pasti berisi minuman keras kesukaannya .... Manusia kalau sudah jadi budak minuman dirinya pun akan dijualnya. Sayang... sayang sekali ...."

Selagi sang Ratu membatin seperti itu, tiba-tiba satu bayangan berkelebat dan di lain kejap sudah tegak di depannya. Dua orang anak buah Ratu Duyung cepat melompat ke depan sambi
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #90 : Kiamat Di Pangandaran Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Jumat, 26 Februari 2016

Untukmu…

Untukmu… Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kulempar tas ke atas amben kamar, kusertakan diriku kemudian, meluncur, tanpa daya. Ku biarkan lelahku memudar, nafasku berangsur normal. Ku pejamkan mata, satu detik, dua detik, tiga detik, ah, tidak bisa!

Pikiranku masih terpenuhi bayangan wanita itu. Wanita yang baru saja membelai lembut pipiku yang kini basah oleh peluh, lembab oleh debu, yang mungin sebentar lagi akan tumbuh jerawat. Benar saja, karena sudah tiga hari ini malas rasanya membersihkan muka dengan facial foam, atau apalah namanya. Hhmmhh, siapa peduli? Biasanya wanita itu, wanita itu yang selalu peduli! Sebentar – sebentar bilang, “Sudah mandi? Jangan lupa pakai facial foamnya!”, “Rambutmu sudah mulai gondrong. Kau akan terlihat lebih tampan jika kau potong rambutmu!”, “Jambangmu sudah mulai lebat, apa tidak lebih baik jika kau rapikan?” dan bilang, “kau terlihat kurus bulan ini! Makanlah sedikit banyak! Jaga kesehatanmu!”

Oh, wanita itu. Sepertianya dialah satu – satunya manusia di dunia yang paling perhatian padaku, melebihi diriku sendiri. Wanita itu, yang kini terbaring lemah, sendiri di ruang serba putih itu, sepi.
Tak bisa ku berlama – lama. Ku harus bergerak cepat. Wanita itu kini menungguku dan aku menunggunya untuk kembali memberi seluruh perhatiannya kepadaku. Meski ku akui, dalam kondisi dimana akulah yang harus memberi perhatian lebih untuknya, dia tetap seperti dulu, dia wanita terbaik. Ku paksa kaki
... baca selengkapnya di Untukmu… Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Hujan Pertama

Hujan Pertama Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Mendung masih terlukis di langit sore. Awan-awan gelap yang menggelantung itu mengingatkan Keisa pada sore kemarin. Keisa yang sedang duduk termenung di balkon rumahnya, hanya bisa menahan kesedihan yang menusuk-nusuk dadanya. Sesekali dia meneteskan air mata kemudian menghapusnya lagi. Sore dan mendung ini membawa Keisa pada sore dimana ia dibuat terhempas pada sebuah kesakitan. Sore dimana ia bisa menyaksikan dengan jelas betapa Ringgo, lelaki yang ia sayangi menyabangkan cintanya pada sahabat Keisa, Neni.

“Sakit..” lirihnya sambil tangannya disilangkan memegang kedua lengannya dan meremas lengan bajunya. Kembali muncul air di sudut matanya.

Tak lama mendung itu berubah menjadi rintik hujan. Keisa keluar rumah dan berlari sepanjang jalanan komplek rumahnya. Tangisnya semakin menjadi. Air matanya tersamarkan oleh air hujan yang membasahinya. Dia terus berlari dalam guyuran hujan sambil matanya tak henti untuk menangis. Keisa ingin hujan ini bisa menghapus semua kenangannya bersama Ringgo.
Keisa duduk di sebuah bangku taman. Dia melihat awan masih gelap dan hujan makin deras. Jalanan komplek mulai sepi. Tak ada satupun orang yang terlihat berjalan di komplek itu. Biasanya, banyak anak-anak yang sedang bermain sepakbola di taman ini. Mungkin karena ini adalah hujan pertama, pik
... baca selengkapnya di Hujan Pertama Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Menjadi Yang Kuinginkan

Menjadi Yang Kuinginkan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Siapa aku?” aku berucap tanpa mengeluarkan suara. Hanya gerak di bibir.

Yang kutahu aku adalah seorang perempuan. Kuliah di universitas dan jurusan yang kuinginkan. Memiliki nilai di tiap semester seperti yang kuinginkan; ya, selalu IPK di atas 3,00 karena aku ingin pintar, lulus dengan nilai yang memuaskan, lantas berkarier menjadi apa yang kuinginkan. Aku memiliki banyak teman, baik perempuan dan lelaki di kampus, di rumah, di sekolahku dulu, dan di beberapa komunitas di mana aku aktif di dalamnya. Dan aku menyukai berdandan. Aku merawat rambutku yang bergelombang panjang, merawat kulitku dengan beragam perlengkapan, memulas wajahku yang tampak ceria dengan warna, dan memakai baju yang aku padankan dengan segala gaya yang aku suka. Menabur parfum vanila yang kugunakan sejak aku kelas 1 SMA.

Tetapi itu dulu. Kini yang kusadari di dalam kursi belakang taksi yang hanya ada aku dan seorang supir taksi yang diam itu, aku tidak lagi mengenal siapa diriku. Tidak ada bau yang meng
... baca selengkapnya di Menjadi Yang Kuinginkan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Jumat, 19 Februari 2016

Bibit Mangga

Bibit Mangga Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Suatu hari, Ada seorang pemuda sedang berlibur ke rumah neneknya di desa. Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, neneknya menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.

“Wah, mangganya harum dan manis sekali nek, sedang musim ya. Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya” ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.

dengan tersenyum nenek menjawab, “makanya, sering-sering lah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu. Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar-lempar biji mangga yang telah kamu makan. Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya”

“Sungguh nek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja? Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar
... baca selengkapnya di Bibit Mangga Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu